Pernahkah anda
mendengar atau mengalami penyakit pes ? Penyakit pes merupakan penyakit yang
hampir memusnahkan bangsa eropa. Penyakit ini menyebabkan penurunan hingga
sepertiga masyarakat eropa pada abad ke 14. Penyakit pes, saat ini mungkin
tidak termasuk penyakit berbahaya, karena canggihnya teknologi pengobatan saat
ini. Namun, pada masa itu penyakit ini menjadi sangat mematikan karena obat
penyakit pes hanya ada di daratan asia dan daratan afrika.
Penyakit pes adalah
penyakit infeksi pada manusia dan hewan yang disebabkan oleh bakteri yersenia
pestis. Penyakit pes disebut juga sebagai penyakit sampar, plag, dan black
death. Penyakit ini ditularkan dari hewan pengerat (tikus) melalui perantara
kutu (flea). Kutu perantara yang sering menyebarkan penyakit pes adalah
xenopsylla cheopsis. Penyakit ini termasuk penyakit menular di Indonesia,
bahkan pernah terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) di Indonesia pada tahun 2007
dengan jumlah kejadian 82 kasus dengan tingkat kematian 80 persen.
Penyakit pes memiliki
gejala yang mirip dengan flu, yaitu demam yang biasanya terjadi selama 2 hingga
6 hari setelah infeksi terjadi. Sebagian besar penderita mengalami gejala awal
yaitu tidak nafsu makan, rasa dingin, berdebar-debar, dan nyeri didaerah
selangkangan. Namun, gejala pes juga dapat
bervariasi tergantung organ tubuh yang terinfeksi oleh penyakit tersebut.
Berdasarkan gejala dan
organ yang terserang, penyakit pes dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu pes tipe
kelenjar getah bening, pes tipe infeksi luas, dan pes tipe paru.
Pes tipe kelenjar getah bening (bubonic).
Pes tipe ini merupakan
yang paling sering terjadi (75% dari semua kasus pes). Gejala awal pes tipe ini
adalah demam dengan suhu tubuh mencapai 41 derajat celcius, nyeri otot, nyeri
sendi, nyeri kepala, dan lemas. Dalam kurun waktu 24 Jam setelah gejala awal,
pasien akan mengalami nyeri dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Gejala khas pada tipe
ini adalah pembengkakan pada kelenjar getah bening dengan diameter 2-10 cm yang
bengkak dan merah. Kelenjar getah bening yang sering diserang adalah pada
bagian selangkangan, karena kutu lebih sering menyerang pada bagian kaki. Pada
anak, pembengkakan kelenjar getah bening dapat terjadi pada ketiak atau leher.
Daerah pembengkakan
berwarna merah, tegang, dan teraba hangat. Seiring waktu, pembengkakan kelenjar
getah bening ini bisa berisi nanah yang mengandung bakteri yersenia pestis.
Nanah ini dapat mengalir keluar secara spontan. Di sekitar pembengkakan juga
sering ditemui bekas gigitan kutu berupa tonjolan merah, luka dalam, atau
seperti bisul yang disertai jaringan mati berwarna hitam.
Pes tipe infeksi luas (septikemia)
Bakteri pada kelenjar
getah bening dapat keluar dan masuk kedalam aliran darah dan menyebar keseluruh
tubuh. Pada tipe septikemia tidak terdapat pembengkakan kelenjar getah bening.
Gejala timbul dalam waktu yang sangat singkat yaitu demam, pucat, lemah,
bingung, penurunan kesadaran, hinga koma. Racun yang dihasilkan oleh bakteri
dapat menyebabkan gumpalan darah kecil-kecil di seluruh tubuh sehingga
menyebabkan hambatan aliran darah.
Pes tipe paru-paru (pneumonik)
Pada pes tipe ini,
bakteri Y.Pestis menginfeksi organ paru-paru. Infeksi pada paru dapat terjadi
secara primer akibat penularan dari udara, atau terkena air liur penderita
lain. Gejala pes tipe paru- paru adalah lemah fisik, nyeri kepala, demam,
batuk, dan sesak napas. Batuk umumnya berdahak cair dan disertai darah.
Penderita dapat mengalami penurunan kesadaran dan dapat dapat meninggal pada
hari keempat atau hari kelima jika tidak segera diobati.
Pengobatan penyakit pes
Pengobatan dapat
dilakukan dengan cara terapi menggunakan antibiotic. Pemilihan jenis antibiotic
bergantung pada gejala klinis penderita. Total lama pengobatan pes adalah 7-10
hari. Jika tidak diobati, pes dapat menyebabkan kematian dengan angka diatas 50
persen. Tingginya angka kematian dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
keterlambatan diagnosis, kesalahan diagnosis, keterlambatan pengobatan, atau
ketidak tepatan pengobatan.
Pencegahan pes
Pes merupakan penyakit
yang dapat menular dengan cepat. Jika tidak segera ditangani, orang yang
terkena penyakit pes dapat meninggal dalam beberapa hari setelah terinfeksi
pes. Tindakan pencegahan pes dapat berupa menghindari daerah yang rawan pes,
menghindari hewan yang sakit atau mati, menggunakan obat pengusir serangga,
serta menggunakan sarung tangan jika sedang menangani hewan mati.
Semoga informasi ini
dapat bermanfaat untuk kesehatan keluarga anda. Kini, tak perlu repot lagi
antri untuk berobat. Segera Download Aplikasi Rusabook sekarang juga.
Jangan
lupa follow akun sosial media kami di: